Assalamualaikum Sahabat,
Seperti biasa beberapa hari yang lalu aku mengantar aji ke sekolahnya. Entah, hari ini dia mau untuk dijemput. Jadi, kuputuskan untuk menunggu dirumah Ade. Sesampainya disana sudah sangat jelas dia belum mandi, dan masih mager (males gerak). "De, bagi ebook lagi" kataku kepadanya. "Ada ti, tapi di laptop." jawabnya. Jelas tidak masalah bagi kalian yang membacanya, tapi masalah bagiku karena laptop Ade touchpadnya tidak dapat berfungsi. Yang artinya aku tidak bisa copy ebook. Sembari berlalu lalang aku melihat novel karya Sapardi djoko damono yang tergeletak dimeja ruang tengah. "Aku baca novel ini ya" kataku. "Bacalah" jawabnya. Novel ini sebenarnya juga novel pinjaman dari kak jo, teman satu komunitas mengajar kami. Buku ini sudah lumayan lama dipinjam Ade, dan belum dibalikan (maafkan Ade kak jo). Baik, aku memulai membaca sembari menunggu Aji. Dan mari kita review novel ini.
Hujan Bulan Juni
Judul Buku : Hujan Bulan Juni
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Tebal Buku : 135 Halaman
Penerbit :Gramedia Pustaka
Hal pertama yang menarik perhatianku adalah syair yang dibentuk payung, dengan memiliki makna tersirat dengan bahasa sastra yang tinggi. Dibawahnya dijelaskan dari puisi, menjadi lagu, kemudian komik, dan nanti film, kini puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono beralih wahana menjadi novel.
Sosok sapardi djoko damono memang ahli dalam merangkai kata, dalam novel ini beliau menampilkan keapikan dalam setiap kalimat yang ada. Berbeda dari novel yang biasa ku baca, yang secara umum terkesan lebih santai dan mudah dipahami. Dalam novel ini kita dibuat sedikit berfikir untuk setiap kejadian yang beliau ingin sampaikan. Cerita dalam novel Hujan Bulan Juni ini menceritakan tentang Sarwono dan Pingkan tentang perjalanan cinta yang mereka jalani. Yang didalamnya dibalut perbedaan suku, adat, dan agama.
Sarwono adalah seorang dosen Antropolog, yang semasa kuliahnya aktif mengirimkan tulisannya kemedia cetak, yang digunakan untuk mendapatkan uang tambahan. Tak hanya itu dia sendiri sangat lihai dalam menulis syair dan sangat menyukai musik klasik. Penampilannya tidak seperti laki-laki idaman yang dipuja wanita, dalam hal ini dia digambarkan krempeng, semampai dan batuk-batuk. Sarwono sendiri asli jawa, penganut islam yang taat.
Pingkan adalah gadis indonesia raya, ayah menado ibu jawa (yang beliau sendiri bingung dari mana asalnya sebenarnya). Pingkan dosen prodi jepang di Universitas Indonesia (UI), selain pintar dia juga memiliki mata bulat, kulit bersih itu sesuai yang dipaparkan sarwono. Pingkan sendiri sosok yang masih menggalaukan orang apa sebenarnya itu, mencari tau arti namanya. Mengapa dia sangat ingin sarwono bisa menjadi seperti matindas. Yang merupakan kekasih pingkan yang berasal dari cerita rakyat Minahasa yang dulu sering diceritakan ayahnya.
Sarwono dan Pingkan saling kenal dari Toar (abang pingkan), sedangkan sarwono adalah sahabat Toar yang sering main kerumah Toar saat SMA. Hal ini yang membuat mereka saling kenal, pingkan sendiri menyukai sarwono karena saat mengenalnya dia yakin laki-laki itu orang yang cerdas. Dalam novel ini terdapat lima bab, pada bab pertama menceritakan sosok Sarwono dan usaha ia dalam melanjutkan pendidikannya. Bab dua menceritakan tentang sarwono dan pingkan yang melakukan perjalanan tugas ke Menado dan Gorontalo, yang dalam perjalanan tersebut banyak dialog penuh kegundahan antara mereka berdua. selain itu menceritakan Pingkan yang harus ke Jepang untuk melaksanakan tugas yang diberikan prodi. Tak hanya itu dalam bab ini menceritakan kecemburuaan ayang dialami Sarwono dengan seorang katsuo, laki-laki asal jepang yang dulu pernah study di Indonesia, dan dalam perjalanan kerja ini dia akan ditemani oleh katsuo. Dan hal itu membuat rasa gelisah dihati sarwono. Sedangkan pada bab tiga menjelaskan Sarwono yang harus beristirahat dan pulang ke Solo. Lalu pada bab empat dijelaskan pingkan yang pulang ke Indonesia dengan katsuo untuk menemani mahasiswa study tour. Namun kabar yang didapat bahwa Sarwono sudah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena paru-paru basah yang ia alami. Sedangkan pada akhir bab, seperti biasa diletakkan tiga syair untuk pingkan.
Pada novel ini cerita yang disampaikan cukup singkat antara keduanya. Keinginan untuk melanjutkan hubungan mereka kearah yang lebih serius, hanya saja banyak perbedaan diantara mereka baik 'masalah' suku, budaya dan agama. Dalam hal ini kisah antara keduanya masih menggantung. Jadi, buat para pembaca jangan geram yaa kalau pada akhirnya belum mengetahui apakah Sarwono dan Pingkan akan bersama?
So, kalian boleh sharing juga menurut kalian gimana tentang novel satu ini. Tulis di kolom komentar ya. Terima Kasih.
Sarwono dan Pingkan saling kenal dari Toar (abang pingkan), sedangkan sarwono adalah sahabat Toar yang sering main kerumah Toar saat SMA. Hal ini yang membuat mereka saling kenal, pingkan sendiri menyukai sarwono karena saat mengenalnya dia yakin laki-laki itu orang yang cerdas. Dalam novel ini terdapat lima bab, pada bab pertama menceritakan sosok Sarwono dan usaha ia dalam melanjutkan pendidikannya. Bab dua menceritakan tentang sarwono dan pingkan yang melakukan perjalanan tugas ke Menado dan Gorontalo, yang dalam perjalanan tersebut banyak dialog penuh kegundahan antara mereka berdua. selain itu menceritakan Pingkan yang harus ke Jepang untuk melaksanakan tugas yang diberikan prodi. Tak hanya itu dalam bab ini menceritakan kecemburuaan ayang dialami Sarwono dengan seorang katsuo, laki-laki asal jepang yang dulu pernah study di Indonesia, dan dalam perjalanan kerja ini dia akan ditemani oleh katsuo. Dan hal itu membuat rasa gelisah dihati sarwono. Sedangkan pada bab tiga menjelaskan Sarwono yang harus beristirahat dan pulang ke Solo. Lalu pada bab empat dijelaskan pingkan yang pulang ke Indonesia dengan katsuo untuk menemani mahasiswa study tour. Namun kabar yang didapat bahwa Sarwono sudah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena paru-paru basah yang ia alami. Sedangkan pada akhir bab, seperti biasa diletakkan tiga syair untuk pingkan.
Pada novel ini cerita yang disampaikan cukup singkat antara keduanya. Keinginan untuk melanjutkan hubungan mereka kearah yang lebih serius, hanya saja banyak perbedaan diantara mereka baik 'masalah' suku, budaya dan agama. Dalam hal ini kisah antara keduanya masih menggantung. Jadi, buat para pembaca jangan geram yaa kalau pada akhirnya belum mengetahui apakah Sarwono dan Pingkan akan bersama?
So, kalian boleh sharing juga menurut kalian gimana tentang novel satu ini. Tulis di kolom komentar ya. Terima Kasih.
Comments
Post a Comment