Assalamualikum Sahabat,
Kuawali dengan "Auzubillahi minash shaitan rajeem" (Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk). Kenapa? karena pada postan kali ini aku mau sedikit bercerita tentang perjalanan kuliah yang aku jalani. Tujuannya? aku mau sharing tentang kenapa aku bisa masuk jurusan elektro, karena awalnya aku anak SMA jurusan IPA. Aku juga mau menuliskannya supaya suatu saat aku bisa mengenangnya dan tertawa kembali saat membacanya. Malam ini malam minggu, Terus ? Aku cuma mau mengingatnya saja, aku memulainya ini saat malam minggu, dan menunggu orang yang mau mentraktir makan datang kerumah. Baik, cerita ini mungkin akan banyak, jadi aku akan menuliskannya menjadi beberapa part.
Kuliah
1. Kunjungan kampus ke SMA
Perkenalkan namaku Tia Ariyanti, biasa dipanggil "Tia", "Kecil", "Unyil" "yak" atau sapaan yang menunjukan saya itu kecil. Saat ini aku sedang mendengarkan musik mozart sembari mengingat kembali memori saat masih di kelas XII di bangku SMA. Sebenarnya tak terlalu sulit untukku mengingat semua itu, hanya saja aku ingin membuatnya lebih simple untuk kuceritakan. Saat itu sudah musim kunjungan berbagai kampus untuk mempromosikan kampus mereka ke SMAku, saat itu aku bersekolah di SMAN 3 Batam. Masa itu sekolah itu menjadi salah satu sekolah favorite yang ada di Batam. Jadi, wajar saja kalau kampus besar seperti UI, UGM, ITB, ITS, UB, UNPAD dll datang ke kampus untuk promosi. Kau fikir aku tertarik? Jawabannya Jelas sangat tertarik.
Tapi, keinginan itu harus kubendung, walaupun saat itu aku juga sudah mengantongi beberapa undangan dari kampus yang ada di Jawa, tapi tidak kuambil karena masalah keluarga yang tidak mengizinkan. Kau fikir aku sedih? Jelas aku sangat sedih, sangat marah, dan sangat kecewa. Kenapa gak bujuk? Bilang baik-baik nanti juga paham? Kau fikir aku tidak berusaha, sudahlah usahaku saat itu benar-benar tidak digubris. Usaha pamanku yang kuharap bisa meluluhkan hati mamaku juga tak bisa menembuh pertahannya yang tidak membolehkan aku kuliah diluar Batam. Sampai sini kau tau artinya? Iya, sudah pasti aku akan kuliah di kota ini kembali.
Perkenalkan namaku Tia Ariyanti, biasa dipanggil "Tia", "Kecil", "Unyil" "yak" atau sapaan yang menunjukan saya itu kecil. Saat ini aku sedang mendengarkan musik mozart sembari mengingat kembali memori saat masih di kelas XII di bangku SMA. Sebenarnya tak terlalu sulit untukku mengingat semua itu, hanya saja aku ingin membuatnya lebih simple untuk kuceritakan. Saat itu sudah musim kunjungan berbagai kampus untuk mempromosikan kampus mereka ke SMAku, saat itu aku bersekolah di SMAN 3 Batam. Masa itu sekolah itu menjadi salah satu sekolah favorite yang ada di Batam. Jadi, wajar saja kalau kampus besar seperti UI, UGM, ITB, ITS, UB, UNPAD dll datang ke kampus untuk promosi. Kau fikir aku tertarik? Jawabannya Jelas sangat tertarik.
Tapi, keinginan itu harus kubendung, walaupun saat itu aku juga sudah mengantongi beberapa undangan dari kampus yang ada di Jawa, tapi tidak kuambil karena masalah keluarga yang tidak mengizinkan. Kau fikir aku sedih? Jelas aku sangat sedih, sangat marah, dan sangat kecewa. Kenapa gak bujuk? Bilang baik-baik nanti juga paham? Kau fikir aku tidak berusaha, sudahlah usahaku saat itu benar-benar tidak digubris. Usaha pamanku yang kuharap bisa meluluhkan hati mamaku juga tak bisa menembuh pertahannya yang tidak membolehkan aku kuliah diluar Batam. Sampai sini kau tau artinya? Iya, sudah pasti aku akan kuliah di kota ini kembali.
2. 5 Besar dan Guru BK
Setelah itu, hari-hari berikutnya adalah hari penuh kegalauan bagiku. Bagaimana tidak, aku melihat teman-temanku sangat antusias untuk melanjutkan pendidikan mereka di Tanah yang dijuluki kota pendidikan itu. Sedangkan aku, masih harus mencari cara meluluhkan hati mamaku. Pengumuman pendaftran SNMPTN diumumkan, untuk kami yang mendapat lima besar dikelas baik IPA ataupun IPS diberikan kesempatan untuk memilih PTN dan jurusan yang kami ingini. Saat itu memang sistem semacam ini sudah diterapkan. Saat itu ada temanku yang sama-sama ingin masuk ke fakultas kedokteran di USU. Hanya saja satu orang itu memiliki nilai yang lebih tinggi dari dia jadi guru BK ku berkata,
"Kamu jurusan yang lain aja ya, nilai kamu di sekolah aja udah kalah saing sama dia apalagi nanti diluarsana".
Mendengar kalimat itu temanku itu sontak keluar ruangan dan menangis. Aku juga keluar melihat temanku itu yang coba ditenangkan oleh pacarnya dan teman-teman yang lain saat itu.
Ya, begitulah itulah alasanya kenapa kami diutamakan saat itu, tujuannya agar kami bisa memilih PTN sesuai harapannya, supaya bisa dipantau agar teman-teman yang lain tidak memilih jurusan dan PTN yang sama. Saat itu semua sibuk memilih, mengisi data diri yang lumayan banyak. Sedangkan aku sibuk melihat mereka, sampai akhirnya ibu meta menyadari aku tidak mendaftar.
"Tia, kamu kok gak daftar?" tanyanya.
"Itu bu, saya nanti aja mama saya gak bolehin saya keluar Batam" jawabku.
"Kok gitu, kamu udah coba jelasin belum? "tanya ibu meta penasaran.
"Udah bu, udah saya bujuk-bujuk bu. Tetap aja gak ngaruh" Jawabku.
"Yaudah kamu tetap isi data dirikamu aja dulu nanti kita fikirkan" balas bu meta
"oke bu" jawabku singkat
Sebenarnya aku juga tidak tau untuk apa aku mengisi ini, toh aku juga gak daftar SNMPTN.
3. Guru BK VS Doa Mama
Hari itu hari sabtu, hari terakhir pendaftran SNMPTN dan pagi itu ibu meta kembali memanggilku keruangannya.
"Tia, hari ini pendaftaran akhir untuk SNMPTN kamu yakin gak coba?" tanya ibu meta.
"Saya sih pengen banget bu, nanti saya hubungi ibu lagi saya coba telpon mama saya lagi" jawabku.
"Yasudah, ibu tunggu sampai jam 11 ini ya, kalau tia mau kita coba kirim ke UNRI ya gak terlalu jauh dari Batam kan, jurusan kelautan" kata bu meta. " iya bu, saya coba hubungi mama duu" jawabku
Setelah keluar dari ruangankiko mendatangiku
"Gimana yak? jadi coba SNMPTNnya" tanyanya
"Belum tau wak, galau gini aku. Hari terakhir wak ini" jawabku
"Yak berdoa ajalah yang terbaik, sekarang antara keinginanmu yang bakal luluh atau mamamulah ini" katanya.
Tak lama bel masuk berbunyi, dan pengumuman untuk anak kelas XII kumpul di aula.
"Kampus mana lagi?" tanyaku "Poltek katanya yak" jawabnya.
"Poltek? " jawabku. Sebenarnya mamaku mau aku untuk kuliah di politeknik negeri batam karena dekat, tapi entah mungkin karena aku terlalu bete sama mama aku masih belum mau bilang iya.
Dan saat itu jurusan elektro, program studi teknik mekatronika yang mempromosikan
dirinya.
"Tertarik yak?" tanya temanku. "Lumayan" jawabku singkat.
lalu setelah persentasi, aku mengajukan pertanyaan yang sama sekali gak penting kurasa. Tapi hal itu terkait tenang jurusan itu. Saat selesai aku juga meminta kontak yang bisa kuhubungi, mereka memberi kontak kak mega. Saat itu aku hanya berfikir bagus gak sih jurusan ini, gak lebih dari itu. Tetapi, selepas itu aku menanyakan kesemua teman-temanku "Cocok gak sih aku jadi anak elektro" jawaban mereka beragam " cocok" "iya yak","yakin yak?" tak hanya teman bahkan guru-gurupun sama aku ingat mam maulina say "tia, apapun itu asalkan kamu suka itu akn mudah, mam mendukungmu" I love you mam. ibu rini selaku guru TIK "Bagus kok itu tia, kamu bisalah". Pak didin juga guru TIK yang selalu panggil aku jember "Iya,disitu aja kamu, gak usah keluar Batam". Entah setelah itu aku putuskan untuk ke polibatam saja.
Kudatangi ibu meta ke ruang BK
"Maaf ibu, kayaknya tia bener gak ikut untuk yang SNMPTN" kataku
"Bener tia gak mau coba?" tanya bu meta
"Iya, bu nanti kalau tia diterima terus tia gak ambil, harus bayar dendakan bu, terus sekolah juga bakal di blacklist" kataku
"yasudah gak apa-apa" jawab ibu meta.
Sembari pamit, aku berusaha memantapkan hati untuk keputusanku saat itu.
Ternyata doa mama yang menang kataku dalam hati :)
4. Polibatam
Pagi ini ku melanjutkan cerita ini, lagu tulus dengan judul pamit menemani, diluar sedang turun hujan. Kuingat kembali apa yang kulakukan setelah aku mengambil keputusan kemarin. Aku sudah mendaftar PMDK ke Politeknik secara online. Kurasa itu tidak terlalu ribet, tinggal menginput data diri dan nilai rapot yang kuingat. Bisa dibilang aku orang pertama yang mendaftar ke politeknik saat itu. Karena jelas saat itu kalaupun ada yang mendaftar akan menjadikannya pilihan kedua atau ketiga. Aku menyelesaikan pendaftaran secara mandiri, hingga ibu meta mengetahuinya.
"Kamu daftar ke politeknik tia? " tanyanya.
"Iya bu, udah semua kok bu" jawabku
"Gak ikut jalur bidik misi?" tanyanya lagi. "Enggak bu" jawabku.
"Kok enggak, ulang lagi daftar lagi, tapi jalur bidikmis ya" pintanya,
"Udah bu gak usah ajalah bu, males tia bolak balik lagi bu" jawabku sambil ketawa (aku dulu slengeaan)
"Ya sudah ibu yang urus, ibu aja yang anter berkas kamu ke poltek. Ibu daftarin pakai jalur bidikmisi ya" Tegas bu meta.
"Iya bu" jawabku tak menolak.
Sebenarnya, aku males berurusan dengan pihak informasi poltek saat itu, karena aku udah sering bolak-balik sama Ade untuk tanya-tanya. Karena males nanti muka-muka aku lagi yang dia lihat makanya aku gak mau lagi lagi daftra lewat jalur bidikmisi, saat ibu meta menyuruhku. Tapi, satu hal ibu meta bener mengurus semua pendaftaranku untuk jalur bidikmisi ke politeknik saat itu.
"Tia, ibu udah kirim data kamu ya, kita tunggu aja hasilnya" kata bu meta saat aku berjumpa di depan ruang BK.
"Oke ibu"jawabku girang.
Sumpah, aku sayang banget sama ibu meta ini, padahal saat itu beliau guru BK baru pengganti ibu Lia (mama grace, yang baru pindah dinas) tapi, ibu meta mau kami buat ribet saat itu. Terima kasih ibu meta, tia sayang ibu.
Pengumuman Peneriamaan di Politeknik Negeri Batam
"Tia, dipilihan pertama nak, jurusan elektro program studi mekatronika" kata ibu meta
"iya bu" jawabku
"Tapi, gak dapat beasiswa bidik misinya nak" Katanya terdengar kecewa
"Gak apa-apa bu, belum rezeki" kataku sambil senyum.
Sebenarnya aku tau ibu meta menyimpan kekecewaan karena aku gak lolos bidikmisinya, tapi bagiku saat itu gak masalah ibu meta udah baik banget mau ngurus administrasi untuk melengkapi data-data ku saat itu, aku udah senang. Lagian aku juga udah diterima jadi gak masalah.
Sudah jelas, aku akan berkuliah di kampus Politeknik Negeri Batam.
Terimakasih ibu Meta.
Kiko,Riska, Siti, Ade ,Ibu Meta, Tia dan Ana |
"Kamu jurusan yang lain aja ya, nilai kamu di sekolah aja udah kalah saing sama dia apalagi nanti diluarsana".
Mendengar kalimat itu temanku itu sontak keluar ruangan dan menangis. Aku juga keluar melihat temanku itu yang coba ditenangkan oleh pacarnya dan teman-teman yang lain saat itu.
Ya, begitulah itulah alasanya kenapa kami diutamakan saat itu, tujuannya agar kami bisa memilih PTN sesuai harapannya, supaya bisa dipantau agar teman-teman yang lain tidak memilih jurusan dan PTN yang sama. Saat itu semua sibuk memilih, mengisi data diri yang lumayan banyak. Sedangkan aku sibuk melihat mereka, sampai akhirnya ibu meta menyadari aku tidak mendaftar.
"Tia, kamu kok gak daftar?" tanyanya.
"Itu bu, saya nanti aja mama saya gak bolehin saya keluar Batam" jawabku.
"Kok gitu, kamu udah coba jelasin belum? "tanya ibu meta penasaran.
"Udah bu, udah saya bujuk-bujuk bu. Tetap aja gak ngaruh" Jawabku.
"Yaudah kamu tetap isi data dirikamu aja dulu nanti kita fikirkan" balas bu meta
"oke bu" jawabku singkat
Sebenarnya aku juga tidak tau untuk apa aku mengisi ini, toh aku juga gak daftar SNMPTN.
3. Guru BK VS Doa Mama
Hari itu hari sabtu, hari terakhir pendaftran SNMPTN dan pagi itu ibu meta kembali memanggilku keruangannya.
"Tia, hari ini pendaftaran akhir untuk SNMPTN kamu yakin gak coba?" tanya ibu meta.
"Saya sih pengen banget bu, nanti saya hubungi ibu lagi saya coba telpon mama saya lagi" jawabku.
"Yasudah, ibu tunggu sampai jam 11 ini ya, kalau tia mau kita coba kirim ke UNRI ya gak terlalu jauh dari Batam kan, jurusan kelautan" kata bu meta. " iya bu, saya coba hubungi mama duu" jawabku
Setelah keluar dari ruangankiko mendatangiku
"Gimana yak? jadi coba SNMPTNnya" tanyanya
"Belum tau wak, galau gini aku. Hari terakhir wak ini" jawabku
"Yak berdoa ajalah yang terbaik, sekarang antara keinginanmu yang bakal luluh atau mamamulah ini" katanya.
Tak lama bel masuk berbunyi, dan pengumuman untuk anak kelas XII kumpul di aula.
"Kampus mana lagi?" tanyaku "Poltek katanya yak" jawabnya.
"Poltek? " jawabku. Sebenarnya mamaku mau aku untuk kuliah di politeknik negeri batam karena dekat, tapi entah mungkin karena aku terlalu bete sama mama aku masih belum mau bilang iya.
Dan saat itu jurusan elektro, program studi teknik mekatronika yang mempromosikan
dirinya.
Mam Maulina |
Pak didin |
Kudatangi ibu meta ke ruang BK
"Maaf ibu, kayaknya tia bener gak ikut untuk yang SNMPTN" kataku
"Bener tia gak mau coba?" tanya bu meta
"Iya, bu nanti kalau tia diterima terus tia gak ambil, harus bayar dendakan bu, terus sekolah juga bakal di blacklist" kataku
"yasudah gak apa-apa" jawab ibu meta.
Sembari pamit, aku berusaha memantapkan hati untuk keputusanku saat itu.
Ternyata doa mama yang menang kataku dalam hati :)
4. Polibatam
Pagi ini ku melanjutkan cerita ini, lagu tulus dengan judul pamit menemani, diluar sedang turun hujan. Kuingat kembali apa yang kulakukan setelah aku mengambil keputusan kemarin. Aku sudah mendaftar PMDK ke Politeknik secara online. Kurasa itu tidak terlalu ribet, tinggal menginput data diri dan nilai rapot yang kuingat. Bisa dibilang aku orang pertama yang mendaftar ke politeknik saat itu. Karena jelas saat itu kalaupun ada yang mendaftar akan menjadikannya pilihan kedua atau ketiga. Aku menyelesaikan pendaftaran secara mandiri, hingga ibu meta mengetahuinya.
"Kamu daftar ke politeknik tia? " tanyanya.
"Iya bu, udah semua kok bu" jawabku
"Gak ikut jalur bidik misi?" tanyanya lagi. "Enggak bu" jawabku.
"Kok enggak, ulang lagi daftar lagi, tapi jalur bidikmis ya" pintanya,
"Udah bu gak usah ajalah bu, males tia bolak balik lagi bu" jawabku sambil ketawa (aku dulu slengeaan)
"Ya sudah ibu yang urus, ibu aja yang anter berkas kamu ke poltek. Ibu daftarin pakai jalur bidikmisi ya" Tegas bu meta.
"Iya bu" jawabku tak menolak.
Sebenarnya, aku males berurusan dengan pihak informasi poltek saat itu, karena aku udah sering bolak-balik sama Ade untuk tanya-tanya. Karena males nanti muka-muka aku lagi yang dia lihat makanya aku gak mau lagi lagi daftra lewat jalur bidikmisi, saat ibu meta menyuruhku. Tapi, satu hal ibu meta bener mengurus semua pendaftaranku untuk jalur bidikmisi ke politeknik saat itu.
"Tia, ibu udah kirim data kamu ya, kita tunggu aja hasilnya" kata bu meta saat aku berjumpa di depan ruang BK.
"Oke ibu"jawabku girang.
Sumpah, aku sayang banget sama ibu meta ini, padahal saat itu beliau guru BK baru pengganti ibu Lia (mama grace, yang baru pindah dinas) tapi, ibu meta mau kami buat ribet saat itu. Terima kasih ibu meta, tia sayang ibu.
Pengumuman Peneriamaan di Politeknik Negeri Batam
"Tia, dipilihan pertama nak, jurusan elektro program studi mekatronika" kata ibu meta
"iya bu" jawabku
"Tapi, gak dapat beasiswa bidik misinya nak" Katanya terdengar kecewa
"Gak apa-apa bu, belum rezeki" kataku sambil senyum.
Sebenarnya aku tau ibu meta menyimpan kekecewaan karena aku gak lolos bidikmisinya, tapi bagiku saat itu gak masalah ibu meta udah baik banget mau ngurus administrasi untuk melengkapi data-data ku saat itu, aku udah senang. Lagian aku juga udah diterima jadi gak masalah.
Sudah jelas, aku akan berkuliah di kampus Politeknik Negeri Batam.
Terimakasih ibu Meta.
Comments
Post a Comment